WANMEDIA.CO.ID, JAKARTA – Ritual penyatuan bangsa yang bertujuan untuk menyambung kembali tali persaudaraan anak bangsa dan mempererat kerukunan serta persatuan bangsa dilaksanakan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Ritual ini berlangsung pada malam Jumat Kliwon dan malam puncak purnama, dihadiri oleh putra-putri terbaik bangsa dari berbagai daerah, termasuk Lasem, Rembang, Kediri, Semarang, Sumatra, Papua, dan lain-lain.
Pelaksanaan ritual ini dipimpin oleh Mas Danang Swastika, Mbah Jambul, Kang Suwung, dan Suhu Tjoeng, dan berlangsung di Punden Tapaan Eyang Mpu Guru Pangeran Santi Badra, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Ritual ini disimbolkan dengan penyatuan tanah dan air dari berbagai penjuru Nusantara, yang kemudian ditanam atau dipendam di tanah Lasem.
Prosesi ritual ini berlangsung khidmat dan berlinang air mata, karena terlarut oleh semangat dan kerukunan persatuan bangsa. Acara ini berlangsung dari pukul 24.00 hingga 03.00 WIB, tepat pada puncak purnama. Setelah ritual selesai, putra-putri bangsa menggelar makan bersama atau bancakan.
Peserta yang hadir kemudian bersatu kembali dan menyerukan deklarasi bahwa Eyang Semar atau Sabdo Palon adalah Putro Wayah Lasem, yaitu Eyang Mpu Guru Pangeran Santi Badra. Lasem dinyatakan sebagai pusaka, pancer, dan pemersatu. Dengan semangat persatuan dan kerukunan, mereka menyerukan “Jayalah bangsaku, Tanah Nuswantoro tanah suci dan sakti” serta mengucapkan “Hwuning Me Whuningi. Manuswa Badra Santi”. (Suryani)