Wanmedia.Co.Id, Pandeglang-Gunung Karang terletak di Pandeglang-Banten. Gunung ini masuk kedalam kelompok Stratovolcano yang memiliki potensi meletus. Gunung Karang memiliki ketinggian kurang lebih 1778 Mdpl dengan Puncaknya yang bernama Sumur Tujuh. Dan Gunung Karang saat ini sudah menjadi lokasi wisata ziarah favorit di Provinsi Banten.
Gunung Karang saat ini telah menjadi tujuan orang untuk melakukan kegiatan pendakian maupun wisata ziarah. Sekalipun Gunung Karang ini terbilang tidak terlalu tinggi, namun tantangan dalam menyusuri jalan menuju puncak menjadi tantangan tersendiri. Pada umumnya jalur pendakian Gunung Karang yang diketahui ada 2 jalur. Yakni, yang pertama melewati Desa Kadu Engang. Kedua, melalui jalur Pager Batu/Ciekek-Pandeglang. Namun apabila melihat pendakian dalam rangka wisata ziarah, ada jalur lain yaitu Jalur Curug Nangka/Ciomas.
Jalur dari Kadu Engang (merupakan jalur yang dilalui oleh tim kami dari jamaah Majlis Dzikir “Hadadan”, yakni ketika melakukan wisata ziarah untuk menuju lokasi Sumur Tujuh/puncak Gunung Karang). Dan jalur ini (dari Kadu Engang), merupakan jalur pendakian yang paling banyak dilalui oleh para pendaki, termasuk oleh rombongan kami dari Majlis Dzikir “Hadadan”, yakni pada hari Minggu, 24 Nov 2019.
Jalur dari Kadu Engang ini, merupakan jalur menuju puncak (sumur tujuh) yang nampaknya lebih pendek namun memiliki trek begitu menantang (kondisi perjalanan yang menanjak, terjal, dan ekstrim).
Di kampung Kadu Engang, para pendaki (termasuk yang kami alami beserta rombongan pada hari minggu kemaren), kami semua dapat melihat betapa indahnya gemerlap kota Serang, Kota Pandeglang, dan lain sebagainya. Sedangkan waktu tempuh dari Kadu Engang, biasanya akan mengahabiskan 4 – 6 jam untuk mencapai Puncak Sumur Tujuh tergantung kondisi cuacanya.
Dan setelah para pendaki termasuk yang kami alami beserta seluruh rombongan di hari Minggu kemaren tiba di Kampung Kadu Engang, maka para pendaki mulai harus berjalan kaki yang lokasinya mulai menanjak, yakni di Pos 1 ditandai dengan adanya menara tower dekat rumah salah satu sesepuh yang dapat kami minta untuk memimpin berziarah (tapi kebetulan rombongan kami di hari minggu kemaren oleh juru kunci dipersilahkan untuk berziarah sendiri), karena sebelum melanjutkan pendakian ke sumur tujuh, disarankan agar berziarah terlebih dahulu ke makam Pangeran TB. Jaya Raksa, makam tersebut berada tepat di sebelah kanan jalur pendakian, yakni berada di Kampung Kadu Engang.
Sedangkan untuk menuju sumur tujuh, kita harus melewatii beberapa Pos diantaranya : Pos 1 (Menara) Pos 2 (Hutan 1), sedangkan Pos 3 (Tanah Gelap), Pos 4 (Tanah Petir), dan Pos 5 (Hutan 2/Anggrek), dan dilokasi Pos 5 itu akan ada persimpangan, yakni arah kanan menuju Curug Nangka/Ciomas sedangkan ke arah kiri menuju Puncak (sumur tujuh).
Gunung Karang memiliki hutan hujan tropis. Sedangkan di Jalur Kampung Kadu Engang ini merupakan kawasan hutan terbagi menjadi 2, Hutan 1 dan Hutan 2. Hutan 1 merupakan hutan yang tidak terlalu lebat, letaknya masih disekitar ladang penduduk. Sedangkan Hutan 2, merupakan kawasan hutan lindung, dan di dalam hutan ini banyak ditemui tumbuhan anggrek hampir sepanjang jalan, dan juga di hutan ini sering tertutup kabut tebal, keadaan yang lembab dan dipenuhi akar-akar pohon besar yang menghiasi perjalanan ketika memasuki hutan 2 ini.
Sedangkan jalur Pager Batu/Ciekek-pandeglang, tidak terlalu menjadi favorit bagi para pendaki, walaupun kondisi trek dari jalur ini cukup lebih landai daripada melalui jalur Kadu Engang, namun membutuhkan waktu yang lebih lama, yakni kurang lebih sekitar 7 – 8 jam untuk menuju puncak (sumur tujuh).
Sejak terbentuknya Provinsi Banten, Dinas Pariwisata Provinsi Banten, terus menggalakkan promosi wisata. Dan, Gunung Karang menjadi salah satu objek wisata yang diharapkan akan mampu menarik wisatawan dengan potensi wisata spiritual yang dimilikinya (ziarah ke sumur tujuh).
Mengingat di atas Gunung Karang ini ada keajaiban alam yang mungkin jarang di temukan di tempat-tempat lain. Karena pada umumnya sebuah mata air sering kita jumpai di kawasan lereng atau di kaki sebuah gunung, namun sungguh kuasa Allah SWT. Karena di Gunung Karang ini mata air itu benar-benar muncul di puncang gunung tersebut. Mata air tersebut muncul menjadi 7 (tujuh) sumber, yang oleh penduduk sekitar disebut dengan nama “sumur tujuh”. Dan bagaikan, di puncak Gunung Karam itu ada karomat/makam Syaikh Kuncung Kudrotullah dan Syaikh Samanjulang. Dan alhamdulilah kami beserta seluruh jemaah Majlis Dzikir “Hadadan” dan rombongan di hari Minggu (24 Nov 2019), akhirnya bisa sama-sama berziarah di makam kedua Syaikh tersebut.(dusman)